makalah hadits ahkam; hadits-hadits tentang transaksi sharf (pertukaran uang)

HADITS-HADITS TENTANG TRANSAKSI SHARF



A.      Pendahuluan
Bai’ sharf adalah transaksi jual beli dengan komoditi berupa alat pembayaran (nuqud), atau mata uang, baik sejenis atau beda jenis seperti dinar dengan dinar, dirham dengan dirham, atau dinar dengan dirham.[1] Dinar adalah mata uang yang terbuat dari emas, sedangkan dirham adalah mata uang yang terbuat dari perak.
Adapun jual beli alat pembayaran berupa mata uang kontemporer selain dinar dan dirham, (seperti jual beli mata uang Rupiah dengan Yen, Yen dengan Dollar, dan lain-lain), ulama berbeda pendapat mengenai status bai’ sharfnya. Sebagian ulama ada yang mengatakan termasuk bai’ sharf, dan sebagian yang lain tidak memasukkannya dalam kategori bai’ sharf. Perbedaan pendapat ini didasari oleh perbedaan pandangan dalam status ribawy atau bukan ribawy-nya mata uang selain dinar dan dirham.
Bagi ulama yang menggolongkan mata uang selain dinar dan dirham sebagai barang ribawy[2], maka termasuk bai’ sharf. Sebaliknya, bagi ulama yang tidak menggolongkan mata uang selain dinar dan dirham sebagai barang ribawy maka tidak termasuk bai’ sharf.[3]
Konsekwensi hukum atas perbedaan pandangan mengenai mata uang selain dinar dan dirham sebagai barang ribawy atau bukan adalah, apabila ia termasuk barang ribawy maka ketentuan-ketentuan mengenai jual beli barang ribawy berlaku di sini. Yakni, apabila yang diperjual-belikan adalah komoditi sejenis, seperti dinar dengan dinar atau dirham dengan dirham, maka bai’ sharf sah dengan memenuhi tiga ketentuan yakni: setara (tamatsul/mitslan bi mitslin), serah-terima (taqabudl/yadan bi yadin), dan cash (hulul). 
Apabila yang diperjual-belikan adalah komoditi yang berbeda jenis, seperti emas dengan perak, maka jual beli ini sah dengan memenuhi dua ketentuan, yakni: serah-terima (taqabudl) dan cash (hulul). Dalam bai’ sharf tidak berlaku syarat khiyar karena akan menafikan syarat serah-terima (taqabudl).[4]
Makalah ini akan mengetengahkan beberapa hadits Nabi yang berkaitan dengan jual-beli barang ribawy, yang tidak dikategorikan sebagai transaksi yang mengandung riba karena memenuhi syarat serah terima (taqabudl/yadan bi yadin).

B.       Hadits-hadits tentang syarat taqabudl dalam sharf
1.      Hadits I

(2000)- [2134] حَدَّثَنَا عَلِيٌّ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، كَانَ عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ يُحَدِّثُهُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ مَالِكِ بْنِ أَوْسٍ، أَنَّهُ قَالَ: مَنْ عِنْدَهُ صَرْفٌ؟ فَقَالَ طَلْحَةُ: أَنَا، حَتَّى يَجِيءَ خَازِنُنَا مِنَ الْغَابَةِ، قَالَ سُفْيَانُ: هُوَ الَّذِي حَفِظْنَاهُ الزُّهْرِيِّ لَيْسَ فِيهِ زِيَادَةٌ، فَقَال: أَخْبَرَنِي مَالِكُ بْنُ أَوْسِ بْنِ الْحَدَثَانِ، سَمِعَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يُخْبِرُ، عَنِ رَسُولِ اللَّهِ صلي الله عليه وسلم قَالَ: " الذَّهَبُ بِالذَّهَبِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ، وَالْبُرُّ بِالْبُرِّ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ، وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ، وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ " (رواه البخاري)
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Sufyan, Amr Bin Dinar menceritakannya dari al Zuhri, dari Malik Bin Aus, bahwa dia berkata: Siapa yang memiliki Sharf? Thalhah berkata: saya, sampai datang penjaga gudang saya dari al Ghabah, berkata Sufyan: yang menghafalnya (percakapan Malik Bin Aus dan Thalhah ini) adalah al Zuhri, tanpa ada tambahan di dalamnya. Malik Bin Aus Bin al Hadatsan telah mengabarkan kepadaku, dia mendengar umar Bin al Khatthab RA mengabarkan dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: Emas dengan emas adalah riba kecuali begini dan begini (serah-terima)[5], gandum dengan gandum adalah riba, kecuali begini dan begini. Kurma dengan kurma adalah riba, kecuali begini-begini. Sya’ir (sejenis gandium) dengan sya’ir adalah riba, kecuali begini dan begini. (HR. Bukhari)
Tentang Ali Bin Abdillah al Madiny
1.      Biodata Ali Bin Abdillah
a.    Nama lengkap                     : Ali Ibn Abd Allah Ibn Ja’far Ibn Najih
b.    Nama kuniyah                    : Abu al Hasan
c.    Nama Masyhur                   : Ali Ibn al Madiny
d.   Nama Julukan                     : Ibn al Madiny
e.    Nasab                                  : al Madiny, al Sa’dy, al Bashry
f.     Tahun kelahiran                  : 234 H
g.    Negeri semasa hidup          : Bashrah, Madinah
h.    Usia                                                : 73 Tahun
i.      Status                                  : Mawla ‘Urwah Bin ‘Athiyah al Sa’dy
j.      Wafat                                  : Samarra
k.    Meriwayatkan hadits dari 85 Ulama di antaranya:
·      Ayahnya sendiri, Abdullah Bin Ja’far al Madany
·      Zakariya bin Yahya al Anshary
·      Abi Ashim al Dlahhak Bin Makhlad
·      Sufyan Bin Uyainah
·      Umar Bin Thalhah Bin ‘Alqamah Bin Waqash
·      Abdullah Bin Yazid al Muqri’
·      Muawiyah Bin Abd al Karim al Tsaqafi al Dlal
·      Abi al Abbas al Walid Bin Ghalib al Ghanawy al A’raby (shahib al Harawy)
·      Azhar Bin Sa’d al Samman
·      Al Aswad Bin ‘Amir Syadzan
·      dll
l.      Di antara perawi-perawi yang meriwayatkan darinya        :
·      Al Bukhari
·      Abu Daud Ibrahim Bin al Harits
·      Ibrahim Bin Ya’qub
·      Ahmad Bin Hanbal
·      Abu Ya’la Ahmad Bin Ali Bin al Matsna
·      Ahmad Bin Manshur al Ramady
·      Ismail Bin Ishaq al Qadli
·      Putranya, Abdullah Bin Ali Bin Ja’far
·      dll
                                     
2.      Komentar Ulama
a.    Abu Ja’far al Aqili              : Haditsnya Lurus, Insya Allah
b.    Abu Hatim al Razy             : Dikenal manusia sebagai ahli hadits
c.    Abu Hatim Bin Hibban      : Tsiqah
d.   Abu Daud al Sijistani         : lebih dikenal dengan ikhtilaf haditsnya oleh Imam Ahmad
e.    Abu Zur’ah al Razy            : Tidak diragukan Haditsnya
f.     Ahmad Bin Hanbal                        : Tidak meriwayatkan darinya setelah Mihnah. Sekali meriwayatkan darinya tetapi tidak menyebut namanya. Ahmad Bin Hanbal hanya menyebut: “Telah meriwayatkan kepada kami seorang laki-laki”, kemudian dia (Ahmad Bin Hanbal) meninggalkan haditsnya.
g.    Al Daruqatni                       : Termasuk al Hafidz
h.    Al Bukhari                          : Paling alim di zamannya
i.      Al Dzahabi                         : al Syaikh, al Imam, al Hujjah

Tentang Sufyan Bin Uyainah Bin Maimun al Hilaly
1.      Biodata Sufyan Bin Uyainah Bin Maimun
a.    Nama lengkap                     : Sufyan Bin Uyainah Bin Maimun
b.    Nama kuniyah                    : Abu Hamid
c.    Nama Masyhur                   : Sufyan Bin Uyainah al Hilali
d.   Nama Julukan                     : Ibnu Uyainah, Ibnu Abi Imran
e.    Nasab                                  : al Hilaly, al Kufy, al Makky
f.     Tahun kelahiran                  : 198 H
g.    Negeri semasa hidup          : Kufah, Makkah, Syam
h.    Usia                                                : 91 Tahun
i.      Status                                  : Mawla Muhammad Bin Muzahim saudara al Dlahhak
j.      Wafat                                  : Makkah
k.    Meriwayatkan hadits dari 201 Ulama di antaranya:
·      Ibrahim Bin Uqbah
·      Ishaq Bin sa’id Bin Umar bin Sa’id Bin al Ash
·      Ishaq Bin Abdullah Bin Abi Thalhah
·      Ismail Bin Muhammad Bin Sa’id Bin Waqash
·      Al Aswad Bin al Qais
·      Barid Bin Abdullah Bin Abi Burdah Bin Abi Musa al Asy’ary
·      Bisyr Bin Ashim al Tsaqafi
·      Ja’far Bin Muhammad al Shadiq
·      Ja’far Bin Maimun
·      Raidah Bin Qudamah
·      Sa’d Bin Ibrahim Bin Abdurrahman Bin Auf
·      Sulaiman al A’masy
·      Shidqah Bin Abdillah Bin Katsir al Makky al Qari’
·      Abbas Bin Abdullah Bin Ma’bad Bin Abbas al Hasyimi
·      Abdurrahman Bin al Qasim Bin Muhammad Bin Abi Bakar al Shiddiq
·      Amr Bin Yahya Bin Sa’id Bin Amr Bin sa’id Bin al Ash al sa’di
·      dll
l.      Di antara perawi-perawi yang meriwayatkan darinya        :
·      Ibrahim Bin Basyar al Ramadi
·      Ibrahim Bin Dinar
·      Ahmad Bin Hanbal
·      Muhammad Bin Idris al Syafi’i
·      Mujahid Bin Musa
·      Waki’ Bin al Jarrah
·      Muhammad Bin Isa Bin Hayyan al Jauhari
·      Abdullah Bin al Mubarak
·      Syu’aib Bin Yusuf al Nasa’i
·      Sufyan Bin Waki’ Bin al Jarrah
·      Sufyan al Tsauri
·      Ahmad Bin Muhammad Bin Syibawaih
·      Ishaq Bin Rahawaih
·      dll

2.      Komentar ulama
a.    Abu Bakar al Baihaqi         : Tsiqah, Hafidz, Hujjah.
b.    Ahmad Bin Hanbal                        : Manusia menilainya tsabat pada Amr Bin Dinar akan tetapi tertukar pada hadits-hadits ahli kufah dah ahli hijaz.
c.    Ibnu Hajar al Asqalani        : Tsiqah, Hafidz, Faqih, Imam, Hujjah, akan tetapi berubah ke-hafidzan-nya karena tadlis. Manusia menilainya tsabat pada Amr Bin Dinar.
d.   Al Daruqathni                     : Tsiqah, Hafidz.
e.    Al Dzahabi                         : Tsiqah, Hafidz, Imam, Satu dari Imam-imam umat Islam.
f.     Al Syafi’I                           : Kalau tidak karena Malik dan Sufyan, maka hilanglah ilmu orang-orang hijaz. Aku tidak melihat seseorang yang lebih menjaga diri dari fitnah selainnya.

Tentang Amr Bin Dinar al Jamhi
1.      Biodata Amr Bin Dinar al Jamhi
a.    Nama lengkap                     : Amr Bin Dinar al Jamhi
b.    Nama kuniyah                    : Abu Muhammad
c.    Nama Masyhur                   : Amr Bin Dinar al Jamhi
d.   Nasab                                  : al Jamhy, al Makky
e.    Tahun kelahiran                  : 46 H
f.     Negeri semasa hidup          : Makkah
g.    Usia                                                : 80 Tahun
h.    Status                                  : Mawla Musa Bin Yadzan
i.      Wafat                                  : Makkah
j.      Meriwayatkan hadits dari 63 Shahabat dan Tabi’in di antaranya:
·      Jabir Bin Abdullah al Anshari
·      Al Hasan Bin Muhammad Bin Ali Bin Abi Thalib al Hanafiyah
·      Sa’id al Musayyab
·      Salim Bin Abdullah Bin Umar
·      Amir Bin Sa’d Bin Abi Waqash
·      Abdullah Bin Zubair Bin Awwam
·      Amir Bin Abdullah Bin Zubair Bin al Awwam
·      Abdullah Bin Abbas
·      Abdullah Bin Umar Bin al Khattab
·      Atha’ Bin Yasar
·      Muhammad Bin Ali Bin al Husain
·      Ikrimah Mawla Ibnu Abbas
·      Muhammad Bin Muslim Bin Syihab al Zuhri
·      Hisyam Bin Yahya Bin al Ash
·      Abu Hurairah
·      dll
k.    Di antara perawi-perawi yang meriwayatkan darinya        :
·      Abban Bin Yazid al Atthar
·      Ismail Bin Muslim al Makky
·      Ja’far Bin Muhammad al Shadiq
·      Zakariya Bin Ishaq al Makky
·      Sufyan al Tsauri
·      Sufyan Bin Uyainah
·      Sulaiman Bin Katsir
·      Malik Bin Anas
·      Wahb Bin Munabbih
·      dll

2.      Komentar ulama
a.    Abu Hatim al Razi              : Tsiqah, Tsiqah.
b.    Abu Hatim Bin Hayyan     : Tsiqah.
c.    Ahmad Bin Syuaib al Nasa’i          : Tsiqah, Tsabat.
d.   Al Bukhari                          : Tidak dikenal darinya hadits yang menggunakan “sami’a”.
e.    Al Daruqathni                     : Hafidz, dan Tambahan darinya diterima.
f.     Al Dzahabi                         : Imam, Yang mengatakan bahwa Beliau Tasyayyu’ adalah bathil.
g.    Sufyan Bin Uyainah           : Tsiqah, Ahli Makkah paling alim.

2.      Hadits II

(2976)- [ 11 : 11 ] حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ. وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رُمْحٍ، أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ، عَنْ  ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ مَالِكِ بْنِ أَوْسِ بْنِ الْحَدَثَانِ، أَنَّهُ قَالَ: أَقْبَلْتُ أَقُولُ مَنْ يَصْطَرِفُ الدَّرَاهِمَ، فَقَالَ طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ: وَهُوَ عِنْدَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ أَرِنَا ذَهَبَكَ، ثُمَّ ائْتِنَا إِذَا جَاءَ خَادِمُنَا نُعْطِكَ وَرِقَكَ، فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ: كَلَّا وَاللَّهِ لَتُعْطِيَنَّهُ وَرِقَهُ أَوْ لَتَرُدَّنَّ إِلَيْهِ ذَهَبَهُ، فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلي الله عليه وسلم قَالَ: " الْوَرِقُ بِالذَّهَبِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ، وَالْبُرُّ بِالْبُرِّ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ، وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ، وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ "، وحَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، وَإِسْحَاق، عَنْ ابْنِ عُيَيْنَةَ، عَنْ الزُّهْرِيِّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ.
[ ج  11 : ص  12 ]
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Quthaibah, telah menceritakan kepada kami Laits, dan telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Rumh dari ibnu Syihab, dari Malik Bin Aus Bin al Hadatsan, dia berkata: apakah kamu menerima aku mengatakan siapa yang menjual dirham? Maka Thalhah berkata: ia menurut Umar Bin al Khatthab, perlihatkan emasmu, kemudian bawalah kepada kami ketika pelayanmu datang, maka kami akan memberikan perakmu. Umar berkata: Tidak, demi Allah aku akan menyerahkan peraknya kepadanya atau mengembalikan emasnya. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Perak dengan emas adalah riba, kecuali begini dan begini (serah- terima). Gandum dengan gandum adalah riba, kecuali begini dan begini. Sya’ir dengan sya’ir adalah riba, kecuali dengan begini dan begini. Kurma dengan kurma adalah riba, kecuali dengan begini dan begini. Dan telah menceritakan kepada kami Abu bakar Bin syaibah, Zuhair Bin Harb, dan Ishaq dari Ibnu Uyainah, dari al Zuhri dengan sanad ini. (HR. Muslim)

Tentang Quthaibah Bin Sa’id Bin Tharif Bin Jamil Bin Abdullah
1.      Biodata Quthaibah Bin Sa’id Bin Tharif
a.    Nama lengkap                     : Quthaibah Bin Sa’id Bin Tharif Bin Jamil Bin Abdullah
(Menurut Abu Ahmad Bin Adi, nama aslinya adalah Yahya Bin Sa’id. Quthaibah adalah julukan. Adapun menurut Abu Abdillah Bin Mandah, nama aslinya adalah Ali)
b.    Nama kuniyah                    : Abu Raja’
c.    Nama Masyhur                   : Quthaibah Bin Sa’id Bin Tharif al Tsaqafi
d.   Nama Julukan                     : Quthaibah
e.    Nasab                                  : al Tsaqafi, al Balkhy, al Baghlany
f.     Tahun kelahiran                  : 150 H
g.    Negeri semasa hidup          : Baghlan (suatu daerah di balkhan)
h.    Usia                                                :  90 Tahun
i.      Status                                  : Mawla Tsaqif
j.      Wafat                                  : 240 H
k.    Meriwayatkan hadits dari 113 Ulama di antaranya:
·      Ismail Bin Abi Aus
·      Ismail Bin Aliyah
·      Al Laits Bin Sa’id
·      Ayyub Bin Jabir al Hanafi
·      Khalid Bin Ziyad al Tirmidzi
·      Abdullah Bin al Mubarak
·      Fudlail Bin Iyadh
·      Malik Bin Anas
·      Waki’ Bin Jarrah
·      Al Walid Bin Muslim
·      dll
l.      Di antara perawi-perawi yang meriwayatkan darinya        :
·      Al Jama’ah selain Ibnu Majah
·      Ahmad Bin Hanbal
·      Ali Bin al Madiny
·      dll
                                     
2.      Komentar Ulama
a.    Abu al Hasan Bin Qathan  : Tidak dikenal tadlis darinya
b.    Abu Hatim Bin Hayyan     : Tsiqah, seorang yang muttaqin dalam hadits dan tabahhur dalam sunnah
c.    Ahmad Bin Hanbal                        : Atsna ‘alaih.
d.   Ahmad Bin Syu’aib al Nasa’I        : Tsiqah, Shaduq
e.    Ibnu Hajar al ‘Asqalani      : Tsiqah, Tsabat
f.     Al Dzahabi                         : Salah satu Imam Hadits

Tentang Laits Bin Sa’id Bin Abdirrahman
1.      Biodata Laits Bin Sa’id
a.    Nama lengkap                     : Laits Bin Sa’id Bin Abdirrahman al Qahmy
b.    Nama kuniyah                    : Abu al Harits
c.    Nama Masyhur                   : al Laits Bin Sa’id al Qahmy
d.   Nasab                                  : al Qahmy, al Mishry
e.    Tahun kelahiran                  : 94 H
f.     Negeri semasa hidup          : Mesir
g.    Usia                                                :  81 Tahun
h.    Status                                  : Mawla Abdurrahman Bin Khalid Bin Musafir
i.      Wafat                                  : 175 H
j.      Meriwayatkan hadits dari 80 Ulama di antaranya:
·      Muhammad Bin Rumh
·      Ja’far Bin Rabi’ah
·      Al Harits Bin Yazid al Hadhramy
·      Al Khalil Bin Murrah
·      Abu Syuja’ Sa’id Bin Yazid
·      Abdurrahman Bin Khalid Bin Musafir
·      Atha Bin Abi Rabah
·      Muhammad Bin Muslim Bin Syihab al Zuhry
·      Muhammad Bin Yahya Bin Hibban
·      Nafi’ mawla Ibnu Umar
·      Al Walid Bin Dinar al Sa’dy
·      dll
k.    Di antara perawi-perawi yang meriwayatkan darinya        :
·      Hajjaj Bin Muhammad
·      Putranya, Syu’aib Bin Al Laits Bin Sa’id
·      Abdullah Bin al Mubarak
·      Abdullah Bin Yazid al Muqri’
·      Quthaibah Bin Sa’b al Balkhy
·      Muhammad Bin al Harits Bin Rasyid al Mishry
·      Al Walid Bin Muslim
·      dll
                                     
2.      Komentar Ulama
a.    Abu Bakar al Baihaqi         : Imam, Hafidz, Seorang ahli Mesir yang alim dan Faqih, salah seorang Ulama di zamannya.
b.    Abu Hatim al Razi              : Tsiqah, aku lebih menyukainya dari pada al Mufadlal Bin Fadlalah
c.    Abu Abdillah al Hakim      : Tsiqah, Faqih
d.   Ahmad Bin Hanbal                        : Tsiqah, Tsabat. Tidak ada ahli mesir yang lebih tsabat darinya.
e.    Ibnu Hajar al ‘Asqalani      : Tsiqah, Tsabat, Faqih, Imam yang Masyhur.
f.     Al Daruquthni                    : seorang yang paling tsbat pada hadisnya Sa’id al Muqri’
g.    Al Dzahabi                         : Tsabat, salah seorang rujukan imam Malik
h.    Al Syafi’I                           : al Laits lebih faqih dari Malik, hanya saja sahabat-sahabatnya tidak menjaganya.

Tentang Muhammad Bin Rumh Bin al Muhajir
1.      Biodata Muhammad Bin Rumh
a.    Nama lengkap                     : Muhammad Bin Rumh Bin al Muhajir bin al Muharrar Bin Salim
b.    Nama kuniyah                    : Abu Abdillah
c.    Nama Masyhur                   : Muhammad Bin Rumh Al Tajiby
d.   Nasab                                  : al Mishry, al Tajiby
e.    Negeri semasa hidup          : Mesir, Tajib
f.     Status                                  : Mawla Tajib
g.    Wafat                                  : 242 H
h.    Meriwayatkan hadits dari 5 Ulama yaitu:
·      Al Laits Bin Sa’id
·      Al Mufaddlal Bin Fadlalah
·      Abdullah Bin Lahi’ah
·      Maslamah Bin Ali al Khasyany
·      Nuaim Bin Hammad

i.      Di antara perawi-perawi yang meriwayatkan darinya        :
·      Muslim
·      Ibnu Majah
·      Ibrahim Bin Samrah
·      Al Hasan Bin Sufyan al Nasa’i
·      Muhammad Bin Washah al Qurthubi
·      Muhammad Bin Zubban Bin Hubaib al Hadhrami
·      ‘afiyah Bin Muhammad Bin Utsman
·      dll
                                     
2.      Komentar Ulama
a.    Abu Hatim Ibnu Hibban    : Tsiqah
b.    Abu Daud al Sijistani         : Tsiqah, Belum pernah aku menulis darinya sesuatu pun.
c.    Ibnu Hajar al ‘Asqalani      : Tsiqah, Tsabat.
d.   Al Khathib al Baghdadi     : Tsiqah, Tsabat.
e.    Al Dzahabi                         : Hafidz, Muktsir, allamah, akhbary.

Tentang Muhammad Bin Muslim Bin Syihab
1.      Biodata Muhammad Bin Muslim Bin Syihab al Quraisyi
a.    Nama lengkap                     : Muhammad Bin Muslim Bin Syihab Bin Abdullah Bin al Harits Bin Zuhrah al Quraisyi
b.    Nama kuniyah                    : Abu Bakar
c.    Nama Masyhur                   : Muhammad Bin Syihab al Zuhri
d.   Nasab                                  : al Qurasyi, al Zuhri, al Madany.
e.    Negeri semasa hidup          : Syam, Madinah
f.     Lahir                                   : 52 H
g.    Wafat                                  : 142 H, Syi’b
h.    Usia                                                : 72 Tahun
i.      Meriwayatkan hadits dari 104 Ulama diantaranya:
·      Abban Bin Utsman
·      Ismail Bin Muhammad Bin sa’d Bin Abi waqash
·      AnaS Bin Malik
·      Hubaib Mawla Urwah Bin Zubair
·      Hafs Bin Ashim Bin Umar Bin Khattab
·      Abdullah Bin Abdullah Bin Umar Bin Khattab
·      Hamzah Bin Abdullah Bin Umar Bin Khattab
·      Syu’bah Bin al Musayyab
·      Sa’id Bin Khalid Bin Amr Bin Utsman Bin Affan
·      Talhah Bin Abdullah Bin Auf
·      Atha’ Bin Abi Rabah
·      Ayahnya, Muslim Bin Ubaidillah Bin Syihab
·      Nafi’ Mawla Ibnu Umar
·      dll

j.      Di antara perawi-perawi yang meriwayatkan darinya        :
·      Abban Bin Shalih
·      Ibrahim Bin Ismail Bin Majma’
·      Al Harits Bin Fudlail
·      Sufyan Bin Uyainah
·      Shalih Bin Katsir
·      Abdullah Bin Dinar
·      Abdullah Bin Abdirrahman al Jam’iy
·      Abdurrahman Bin Khalid Bin Musafir
·      Atha’ Bin Abi Rabah
·      Ikrimah Bin Khalid al Makhzumi
·      Malik Bin Anas
·      dll
                                     
2.      Komentar Ulama
a.    Abu Hatim al Razi              : al Zuhri lebih saya sukai dari pada al A’masy, Faqih.
b.    Abu Hatim Ibnu Hibban    : Tsiqah, Melihat 10 Shahabat Nabi.
c.    Abu Daud al Sijistani         : Sebaik-baik Manusia dalam haditsnya.
d.   Ibnu Hajar al ‘Asqalani      : Faqih, Hafidz, ulama sepakat akan keagungan dan ketaqwaannya.
e.    Al Dzahabi                         : satu dari Imam yang dikenal, seorang yang alim dari Hijaz dan Syam.

3.      Hadits III

(1160)- [1243] حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ مَالِكِ بْنِ أَوْسِ بْنِ الْحَدَثَانِ، أَنَّهُ قَالَ: أَقْبَلْتُ أَقُولُ مَنْ يَصْطَرِفُ الدَّرَاهِمَ، فَقَالَ طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ وَهُوَ عِنْدَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ: أَرِنَا ذَهَبَكَ، ثُمَّ ائْتِنَا إِذَا جَاءَ خَادِمُنَا نُعْطِكَ وَرِقَكَ، فَقَالَ عُمَرُ: كَلَّا وَاللَّهِ لَتُعْطِيَنَّهُ وَرِقَهُ، أَوْ لَتَرُدَّنَّ إِلَيْهِ ذَهَبَهُ، فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلي الله عليه وسلم قَالَ: " الْوَرِقُ بِالذَّهَبِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ، وَالْبُرُّ بِالْبُرِّ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ، وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ، وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ ". قَالَ أَبُو عِيسَى: هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ، وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ، وَمَعْنَى قَوْلِهِ: إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ يَقُولُ يَدًا بِيَدٍ

Artinya
Telah menceritakan kepada kami Quthaibah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Syihab, adri Malik Bin Aus Bin al Hadatsan berkata: apakah kamu kamu akan menerima aku mengatakan siapa yang memperjual-belikan dirham-dirham? Thalhah Bin Ubaidillah  berkata bahwa ia adalah Umar Bin Khatthab: perlihatkanlah kepadaku emasmu, kemudian datangkan ia saat pelayan kami datang, maka kami akan memberikanmu perakmu. Umar berkata: tidak, demi Allah aku akan memberikannya peraknya atau aku akan mengembalikan emasnya kepadanya, karena Rasulullah SAW telah bersabda: perak dengan emas adalah riba, kecuali begini dan begini. Gandum dengan gandum adalah riba, kecuali begini dan begini. Sya’ir dengan sya’ir adalah riba, kecuali begini dan begini. Kurma dengan kurma adalah riba, kecuali begini dan begini. Berkata Abu Isa: Ini hadits Hasan dan Shahih, boleh beramal dengan hadits ini menurut ulama. Dan makna إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ  adalah يَدًا بِيَدٍ.. (HR. Tirmidzi)

C.      Penilaian terhadap kesahihan hadits sharf
1.    Hadits I
Sanadnya adalah:


Rasulullah SAW
 



Umar Bin Khatthab
 



Malik Bin Aus

Muhammad Bin Muslim al Zuhri



Ali Bin Abdullah Bin Ja’far Bin Najih - Sufyan Bin Uyainah – Amr Bin Dinar
 




Al Bukhari

Berdasarkan para perawi dalam rangkaian sanad tersebut, maka hadits ini termasuk hadits shahih karena semuanya tsiqah dan tersambung. Hadits ini bisa disebut marfu’ karena tersambung sampai Rasulullah. Hadits ini bisa dijadikan untuk istidlal hukum.

2.    Hadits II
Sanadnya adalah:

Rasulullah SAW
 



Umar Bin Khatthab
 



Malik Bin Aus
 



Ibnu Syihab
 





Quthaibah Bin Said Bin Jamil - Al Laits Bin Sa’d bin Abdirrahman – Muhammad Bin Rumh
 





Muslim

Berdasarkan para perawi dalam rangkaian sanad tersebut, maka hadits ini termasuk hadits shahih karena semuanya tsiqah dan tersambung. Hadits ini bisa disebut marfu’ karena tersambung sampai Rasulullah. Hadits ini bisa dijadikan untuk istidlal hukum.

3.    Hadits III

Rasulullah SAW
 



Umar Bin Khatthab
 



Malik Bin Aus
 



Ibnu Syihab
 



 Quthaibah – al Laits
 



Al Tirmidzi

                 Dalam kitabnya, imam al Tirmidzi menyebut hadits ini hasan dan shahih. Hadits ini bisa dijadikan untuk istidlal hukum.

D.      Aspek hukum dalam hadits sharf
Menurut Fatwa Dewan Syari'ah Nasional (DSN) Nomor: 28/DSN-MUI/III/2002 Tentang jual beli mata uang (al-sharf), diputuskan beberapa ketentuan yakni bahwa transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh dengan ketentuan sebagai berikut:
1.    Tidak untuk spekulasi (untung-untungan)
2.    Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan)
3.    Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus sama dan secara tunai (attaqabudh).
4.    Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dan secara tunai.
Dalam Fatwa DSN Nomor: 28/DSN-MUI/III/2002 ini juga disebutkan jenis-jenis transaksi valuta asing, yakni:
1.    Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing (valas) untuk penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari. Hukumnya adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari (  (مما لا بد منهdan merupakan transaksi internasional.
2.    Transaksi Forward, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas yang nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan datang, antara 2 x 24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya adalah haram, karena harga yang digunakan adalah harga yang diperjanjikan (muwa'adah) dan penyerahannya dilakukan di kemudian hari, padahal harga pada waktu penyerahan tersebut belum tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk forward agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari (lil hajah).
3.    Transaksi Swap, yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas dengan harga spot yang dikombinasikan dengan pembelian antara penjualan valas yang sama dengan harga forward. Hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi).
4.    Transaksi Option, yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu. Hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi).


E.       Kesimpulan
Terjadi perbedaan pandangan mengenai mata uang selain dinar dan dirham sebagai barang ribawy atau bukan. Sebagian ulama menggolongkannya sebagai barang ribawy, dan sebagian yang lain tidak menggolongkannya sebagai barang ribawi. Bagi penganut pandangan pertama, maka hukum bai’ sharf berlaku, yakni: transaksi bai’ sharf ini akan sah dengan memenuhi tiga ketentuan yakni: setara (tamatsul/mitslan bi mitslin), serah-terima (taqabudl/yadan bi yadin), dan cash (hulul). 

















DAFTAR PUSTAKA

Abu Abdillah Ismail al Bukhari, Shahih al Bukhari. Damaskus: Dar Ibn al Katsir, 2002.
Muslim Bin Hajjaj, Shahih Muslim. Beirut: Dar Thaibah, 2006.
Al Syarqawi, Hasyiyah al Syarqawy ‘ala Tuhfah al thulab Syarh Tahrir Tanqih al Thulab Li zakariya al Anshari. Makkah: al Haramain, Juz. II.
Al Mausu’ah al Fiqhiyah. Wizarah al Auqaf al Kuwaitiyah, Juz. XXVI.
Abu Zakariya Yahya Bin Syaraf al Nawawi, Majmu’ Syarh al Muhadzdzab, Juz. I.





[1] Al Syarqawi, Hasyiyah al Syarqawy ‘ala Tuhfah al thulab Syarh Tahrir Tanqih al Thulab Li zakariya al Anshari (Makkah: al Haramain), Juz. II, hlm. 7.
[2] Ulama bersepakat bahwa terdapat enam macam barang ribawi yang secara eksplisit disebutkan dalam hadits-hadits seputar riba, yakni: emas, perak, gandum merah, gandum putih, kurma, dan garam. (Lihat: al Fiqh al Manhajy, Juz. III, hlm. 58. Dan Lihat juga makalah tentang hadits-hadits riba yang disampaikan oleh Muhammad Burhanudin dalam mata kuliah Hadis ahkam, HES 2015).
[3] Al Mausu’ah al Fiqhiyah (Wizarah al Auqaf al Kuwaitiyah), Juz. XXVI, hlm. 371-372.
[4]Abu Zakariya Yahya Bin Syaraf al Nawawi, Majmu’ Syarh al Muhadzdzab, Juz. I, hlm. 658.
[5] Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir: Kamus Arab – Indonesia Terlengkap ( Surabaya: Pustaka progressif, 1997), hlm. 1522. Dr. Musthafa al Bugha dalam kitab fiqh manhajy menyebut هَاءَ adalah isim fi’il (اسم فعل) bima’na خُذْ yakni: ambillah! (lihat: Dr. Musthafa al Bugha, dkk., al Fiqh al Manhajy ‘ala Madzhab al Imam al Syafi’I (Damaskus: Dar al Qalam, 1996), Cet. Ke-2, Juz. 3, hlm. 56).

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH: PENERAPAN PRINSIP AL MUSAWAH DALAM KEGIATAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI YANG BERBENTUK KEMITRAAN (AL MUSYARAKAH)

Teks pidato bahasa Arab tentang tahun baru hijriyah

Makalah Pemikiran ekonomi islam Imam Al Ghazali